Test Irit Tiger Revo Standar Top Speed 140 km/jam

Article/tips/thread by Likesmedia and friends
Met sore kakak brother! Ane mau numpang share tentang pengalaman pake Honda Tiger Revo 2010 punya sendiri. Awalnya sih pengen buat Club Tiger sendiri diberi nama Tiger Race Cooker karena kita-kita sering-sering kongkow-kongkow bareng-bareng cowok-cewek di warung kopi angkringan Sego Macan di Jogja dekat kampus UGM. Tapi batal karena yang bawa Tiger cuman 2 orang, kan lucu kalau touring cuman berdua, ntar di kira pacaran, homoan lagi! !@#$%^&*()_+ kpj kph hwhwhw.

Ceritanya pengen si Timi tampil lebih irit karena sering dinas ke luar kota kaya bus AKAP - antar kota antar provinsi. Walaupun ane tak punya data valid konsumsi BBM, tapi ane merasa kok boros ya kalau di pake ke luar kota. Paling irit kurang lebih 42 km/liter (kecepatan konstan 60 km/jam, tapi nyampainya lamo! Pegel-pegel brother!). So, gak cucok sama kantong ane yang berprofesi sebagai pengacara alias pengangguran banyak teraniaya. Di dalam kota ane biasa pake bensin premium, ke luar kota pake pertamax plus (ron 95); gak pernah pake pertamax ron 92, nanggung!

Mesin masih standar, walaupun gas mentok di speed 120 km/jam tapi Ninja yang lagi parkir dan orang yang jalan kaki di trotoar tetep ane salip brother! Wuusshrrr..bukan suara angin tapi suara gear-nya brother, hwhwhw. Tapi sebagai penganut paham ekstrim orang bengkel Indonesia lambang palu dan obeng, ane tetep pengen konsumsi BBM lebih irit lagi, bisa nggak eyaa?!

foto ronsen motor honda tiger revo 2010
Hasil foto ronsen Tiger ane dari dokter mesin bubut brother!
Sekedar iseng, ane beli CDI unlimiter aftermarket merk BRT jenis Powermax Hyperband AC, belinya bukan di matahari ya brother, panas! Katanya si empunya BRT bisa meningkatkan perfoma mesin sekaligus meng-hemat BBM sampai dengan 29%. Sekalian aja ane pasang busi iridium power produknya Denso dan 9 power produknya siapa ane lupa maksudnya buat ngimbangi CDI yang sudah unlimiter.

Ketika di test ride, uji coba ke luar kota kurang lebih 320 km, ane gak merasakan perfoma yang meningkat tuh! Atau berhubung ane gak tahu mesin yup? Tahunya cuman jajan pas bel istirahat sekolah, tapi itu dulu, sekarang masih tetep kok, tenang aja brother, rilex, hwhwhw. Namun tarikan gigi 2 nendang kok, lebih cepat larinya dari standard, ngeloyor gak karuan. Tapi tarikan gas nendang pas kondisi mesin masih dingin, pas mesin panas biasa aja tarikannya. Aneh?! Apa perlu servis lagi ya?! 

Dari touring alone seorang diri itu, ane mampir ke tempat teman di Temanggung buat makan dan tidur 2 malam lamanya. Dan kebetulan dia pinjam moto Timi ane buat cari tembakau katanya ke perbatasan Wonosobo. Agen tembakau mungkin sambilannya tapi yang ane tahu dia spesialis drag bike yang sering ikut balapan liar sampai dengan kejurda - kejuaraan daerah tingkat provinsi.

Pulang-pulang dari wonosobo dia bilang tumben motor Tiger bisa irit, yang di libas jalanan aspal halus mulus maknyus naik turun gunung Temanggung - Wonosobo. Jarum indikator bensin di spidometer tetap tak bergeming alias gak berkurang BBM-nya. Dia heran, apalagi ane ya! Apa indikatornya ngaco? Ane cek gak tuh, normal semuanya. Puas rasanya karena Timi ane secara gak sengaja udah di tes sama ahlinya. Tapi sayangnya dia gak hitung per 1 liternya berapa kilohektar, soalnya di otaknya hanya ada slogan naikkan harga tembakau brother!

Bosan dengan penampilan Timi, ane ganti ban standar pelek 18 dengan ban besar gambot omot-omot. Yah, malah susah beloknya tuh mintanya lurus terus kaya celeng si babi hutan, apalagi bodi ane kecil jadi gak kuat pegang stang setirnya. Paling parah kalau masuk gang yang penuh sopan santun "ngebut benjut!", phiuuh.. ampun dah terasa berat! Mending ane digebukin anak kecil umur 2 tahun deh!

foto honda tiger revo 2010
Foto Tiger ane tampak malu-malu masuk koran kriminal brother!
Ya sudah akhirnya ane ganti ban yang paling kecil dan tipis untuk velg ring 18. Ban depan pake ukuran 90/70 merk sandal jepit Swallow sedang ban belakang pake 100/70 merek FDR genzi, belinya di Pugeran Variasi Motor Jogja, kalau gak percaya ane masih punya fotocopy bonnya kok brother! Mungkin karena bobot Timi yang berat, pemakaian ban kecil dan tipis bikin ane seperti mau jatuh-jatuh aja seperti gak seimbang begitu. Tapi ya sudahlah, udah terlanjur dibeli sih.

Horeee... jadwal servis telah tiba. Kalau servis biasa di Ahass tapi kalau ganti oli biasanya ane diluar pake Shell Advance VSX 4T oil 10W-40 sintetis API SL JASO MA. Berhubung waktu itu udah lelah gak punya duit, ane bilang ke tukang servisnya untuk ganti oli mesin sekalian di Ahaas itu.

Keesokan harinya ane tes ride di jalan bebas jembatan tepatnya di ringroad utara Jogja. Ane sempat gak percaya, biasanya top speed mentok di 120 km/jam tapi ini bisa 130 km/jam. Enteng banget meraih 130 km/jam tapi sedikit getar. Atau karena pake oli AHM Oil SPX-1 SAE 10W-30 API SJ JASO MA fully synthetic atau karena pake ban kecil ya? Oli encer bikin suara mesin terdengar keras tapi ketutup sama suara knalpot racing Yoshimura ane brother.

Nah ini lagi, waktu mau ganti gear set Honda Tiger ternyata yang asli / original-nya harga-nya sampai 850 ribu rupiah. Set dah mending beli HP BlueBerry bekas Madonna yah. Akhirnya ane iseng coba beli gir set Megapro Rp 250 ribu tapi nambah panjang rantainya. Setelah dicoba, penyakit rantai berisik hilang dan motor jadi lebih enteng lagi, tarikan agak lebih panjang. Tarikan di awal gigi satu emang agak berat tapi pas masuk gigi 5 ke 6 top speed tambah lagi jadi 138 km/jam, yaa sama teman sendiri jadi 140 km/jam lah ya hwhwhw, kabuuur! Tapi masalah-nya, rantai jadi sering cepat kendor, padahal udah pake pelumas rantai racing, gak pernah pake oli bekas brother!

Itulah sedikit perubahan di Tiger timi ane selama hampir 5 tahun ini brother. Hanya modifikasi kecil di pengapian, gear set, ban, oli, dan knalpot, mesin tetap standar. Beda sama motor Tiger ane yang dulu keluaran 2002 yang tangkinya baru jebol 8 tahun kemudian. Kalau timi 2002 sampai korek mesin segala jadi borosnya Audzubillahiminassyaiton brother!

Oiya, ane denger-denger Tiger sudah stop di produksi nanti gantinya apa ya? Untuk saat ini ane respect sama Kawasaki Z250SL yang katanya; di klan Kawasaki sendiri powernya paling besar dikelas 250 cc, lebih ringan, dan paling murah. Katanya sih buat city riding berarti enak buat stop and go and gas pol rem pol di jalanan macet ya?! Satu lagi, apakah juga punya gejala shockbreaker gampang bocor, oli shock rembes, spido digital sering mati seperti kakaknya? Kalau begitu nunggu Honda CB250F dirilis di Indonesia ah!

foto honda tiger revo 2010
Tampang kucing ane yang biasa mangkal di Sego Macan brother!
Tapi Timi kecil ane gak akan dijual soalnya sudah banyak menelan korban. Sudah banyak mboncengin gadis-gadis desa brother! And banyak cewek-cewek cakep gacoan ane, terutama yang Palembang itu, yang bilang kalau Timi ane keren, tapi yang punya gak keren bingits! Pujian yang sangat menyanjung sakali brother, tapi langsung menghempaskan ke bumi!

Tapi biarkan saja si Timi nanti jadi sejarah bangsa harimau yang punya 2 mata lampu di headlamp depan. And siapa tahu ntar harga jualnya malah melampui harga belinya yang sekarang. Contohnya seperti CB 100 K2 super sport tahun 1972 ane, warna biru yang tutup tangki bensinnya di sebelah pojok kanan depan. Dulu moyang ane beli baru beberapa ratus ribu rupiah begitu, ane jual kemarin 2,4 juta, kan enak di ane gak enak di moyang ane brother! Hwhwhw.

OKE, sekian dan terima kasih atas tumpangannya menulis di blog ini brother! Salam timi time and shaun the sheep!

Sumber: pengalaman pribadi.

sego macan jogja
Sego Macan tempat tongkrong di Jogja

2 comments:

Comments appear immediately.
Spam comments with anonymous name will be deleted.
You can use some HTML tags, such as <b> (for making text bold), <i> (for making text italicicized), <a> (for making links).
Thank you.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...