Beberapa pengertian:
Tanin adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein. Senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; berbagai senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora dan hama.
Kandungan tanin dari bahan organik yang terlarut dalam air hujan menjadikan air yang tergenang di rawa-rawa dan rawa gambut berwarna coklat kehitaman seperti air teh. Kandungan tanin yang membuat air semacam ini berasa kesat dan agak pahit.
Tanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet dan mudah digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak jala, tali, dan layar agar lebih tahan terhadap air laut. Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, perekat, dan mordan.
Tanin yang terkandung dalam minuman seperti teh, kopi, anggur, dan bir memberikan aroma dan rasa sedap yang khas. Bahan kunyahan seperti gambir (salah satu campuran makan sirih) memanfaatkan tanin yang terkandung di dalamnya untuk memberikan rasa kelat ketika makan sirih. Sifat pengelat atau pengerut (astringensia) itu sendiri menjadikan banyak tumbuhan yang mengandung tanin dijadikan sebagai bahan obat-obatan.
Tanin yang terkandung dalam teh memiliki korelasi yang positif antara kadar tanin pada teh dengan aktivitas antibakterinya terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh Enteropathogenic Esclierichia culi (EPEC) pada bayi Hasil penelitian Yulia (2006) menunjukkan bahwa daun teh segar yang belum mengalami pengolahan lebih berpotensi sebagai senyawa antibakteri, karena seiring dengan pengolahan menjadi teh hitam, aktivitas senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri pada daun teh menjadi berkurang.
Apa manfaat bagi kesehatan tubuh?
Salah satu kebiasaan orang Indonesia setelah makan adalah meminum air teh. Teh sebenarnya mengandung zat antigizi yaitu Tanin. Tanin diketahui dapat berikatan dengan protein dan mineral sehingga protein dan mineral menjadi tidak dapat digunakan oleh tubuh. Mineral yang diikat khususnya zat besi dan kalsium.
Tetapi, penelitian Chang et al (1994) menyebutkan bahwa tikus percobaan yang mengkonsumsi tanin teh dalam konsentrasi tinggi tapi diimbangi dengan makanan bergizi seimbang selama 4 minggu, tidak menunjukkan perbedaan tingkat pertumbuhan, rasio efisiensi protein, daya cerna protein dengan tikus kontrol (yang mengkonsumsi makanan tanpa tanin teh).
Dilaporkan juga tidak terjadi perbedaan penyerapan magnesium serta kadar kalsium dan magnesium tulang paha antara tikus yang diberi perlakuan dengan tikus kontrol. Tingkat penyerapan kalsium tikus yang diberi perlakuan mengalami penurunan pada 2 minggu pertama tetapi pada minggu ke-4 tingkat penyerapan kalsiumnya relatif sama dengan tikus kontrol. Dari penelitian Chang et al (1994) ini menarik dicermati bahwa minum teh jika diimbangi dengan konsumsi makanan yang gizinya seimbang tidak akan menyebabkan masalah terhadap kesehatan.
Mungkin perlu perhatian khusus kalau makanan sehari-hari yang dikonsumsi rendah protein dan mineral, atau pada anak-anak yang kebutuhan protein dan mineralnya lebih tinggi, mungkin sebaiknya tidak dibiasakan untuk minum teh sambil makan.
Teh juga tak usah dibuat dengan susu (terkadang ada orang yang sering menggunakan teh untuk membuat susu), karena protein dan kalsiumnya tak akan diserap secara maksimal. Dan protein, zat besi dan kalsium yang masuk mungkin tidak bisa digunakan secara maksimal.Jadi kita hanya akan meminum susunya saja tanpa mendapatkan mineral dan protein pada susu tersebut.
Sehingga, disarankan bagi orang yang terkena anemia dan anak-anak dalam masa pertumbuhan untuk tidak mengkonsumsi teh setelah makan. Konsumsi air putih setelah makan jauh lebih baik daripada mengkonsumsi teh. Tetapi jika tetap ingin mengkonsumsi teh, sebaiknya jangan sesaat setelah makan.
Referensi:
https://id.wikipedia.org
https://rindamayanti.wordpress.com
Tanin adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein. Senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; berbagai senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora dan hama.
Kandungan tanin dari bahan organik yang terlarut dalam air hujan menjadikan air yang tergenang di rawa-rawa dan rawa gambut berwarna coklat kehitaman seperti air teh. Kandungan tanin yang membuat air semacam ini berasa kesat dan agak pahit.
Tanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet dan mudah digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak jala, tali, dan layar agar lebih tahan terhadap air laut. Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, perekat, dan mordan.
Tanin yang terkandung dalam minuman seperti teh, kopi, anggur, dan bir memberikan aroma dan rasa sedap yang khas. Bahan kunyahan seperti gambir (salah satu campuran makan sirih) memanfaatkan tanin yang terkandung di dalamnya untuk memberikan rasa kelat ketika makan sirih. Sifat pengelat atau pengerut (astringensia) itu sendiri menjadikan banyak tumbuhan yang mengandung tanin dijadikan sebagai bahan obat-obatan.
Tanin yang terkandung dalam teh memiliki korelasi yang positif antara kadar tanin pada teh dengan aktivitas antibakterinya terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh Enteropathogenic Esclierichia culi (EPEC) pada bayi Hasil penelitian Yulia (2006) menunjukkan bahwa daun teh segar yang belum mengalami pengolahan lebih berpotensi sebagai senyawa antibakteri, karena seiring dengan pengolahan menjadi teh hitam, aktivitas senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri pada daun teh menjadi berkurang.
Apa manfaat bagi kesehatan tubuh?
Salah satu kebiasaan orang Indonesia setelah makan adalah meminum air teh. Teh sebenarnya mengandung zat antigizi yaitu Tanin. Tanin diketahui dapat berikatan dengan protein dan mineral sehingga protein dan mineral menjadi tidak dapat digunakan oleh tubuh. Mineral yang diikat khususnya zat besi dan kalsium.
Tetapi, penelitian Chang et al (1994) menyebutkan bahwa tikus percobaan yang mengkonsumsi tanin teh dalam konsentrasi tinggi tapi diimbangi dengan makanan bergizi seimbang selama 4 minggu, tidak menunjukkan perbedaan tingkat pertumbuhan, rasio efisiensi protein, daya cerna protein dengan tikus kontrol (yang mengkonsumsi makanan tanpa tanin teh).
Dilaporkan juga tidak terjadi perbedaan penyerapan magnesium serta kadar kalsium dan magnesium tulang paha antara tikus yang diberi perlakuan dengan tikus kontrol. Tingkat penyerapan kalsium tikus yang diberi perlakuan mengalami penurunan pada 2 minggu pertama tetapi pada minggu ke-4 tingkat penyerapan kalsiumnya relatif sama dengan tikus kontrol. Dari penelitian Chang et al (1994) ini menarik dicermati bahwa minum teh jika diimbangi dengan konsumsi makanan yang gizinya seimbang tidak akan menyebabkan masalah terhadap kesehatan.
Mungkin perlu perhatian khusus kalau makanan sehari-hari yang dikonsumsi rendah protein dan mineral, atau pada anak-anak yang kebutuhan protein dan mineralnya lebih tinggi, mungkin sebaiknya tidak dibiasakan untuk minum teh sambil makan.
Teh juga tak usah dibuat dengan susu (terkadang ada orang yang sering menggunakan teh untuk membuat susu), karena protein dan kalsiumnya tak akan diserap secara maksimal. Dan protein, zat besi dan kalsium yang masuk mungkin tidak bisa digunakan secara maksimal.Jadi kita hanya akan meminum susunya saja tanpa mendapatkan mineral dan protein pada susu tersebut.
Sehingga, disarankan bagi orang yang terkena anemia dan anak-anak dalam masa pertumbuhan untuk tidak mengkonsumsi teh setelah makan. Konsumsi air putih setelah makan jauh lebih baik daripada mengkonsumsi teh. Tetapi jika tetap ingin mengkonsumsi teh, sebaiknya jangan sesaat setelah makan.
Referensi:
https://id.wikipedia.org
https://rindamayanti.wordpress.com